Pages

Rabu, 11 Mei 2011

KTI NEW : HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN PASI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI DESA XXX DAN DESA XXX KECAMATAN XXX KABUPATEN XXX

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah
PASI merupakan suplemen atau pelengkap makanan yang berfungsi membantu pertumbuhan anak. Kebutuhan zat gizi masing-masing golongan usia anak adalah berbeda. Ada golongan usia 0-12 bulan, 13-36 bulan, 37-60 bulan dan 6 tahun ke atas (Sediaoetama, 2004:198). PASI merupakan sumber zat gizi dengan kualitas yang baik digunakan memenuhi kebutuhan gizi. Nutrisi yang cukup mengandung energi dan protein berperan dalam pertumbuhan. Asupan gizi tidak adekuat menimbulkan pemakaian cadangan energi tubuh yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan (Muhtadi, 2002:72).
Pertumbuhan bayi yang diberi PASI tidak sama dengan bayi yang diberi ASI. Bayi yang

diberi PASI mudah terserang penyakit sehingga bisa menghambat pertumbuhannya atau bayi tidak dapat tumbuh normal. Bila pemakaian PASI tidak menurut aturan bayi menjadi kurus, bila terlalu banyak minum susu kaleng bayi menjadi lebih gemuk, keduanya sama-sama tidak sehat (Krisnatuti dkk, 2005:12).
Data penderita gagal tumbuh di negara maju kasusnya terjadi sekitar 1-5%. Di Amerika Selatan, Afrika dan Asia terdapat 5-17% gangguan pertumbuhan pada balita karena kekurangan gizi (Soehardjo, 2003:6). Data Pemetaan Skala Nasional menunjukkan 72% balita di Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan, terdapat 4,5 juta balita mengalami gangguan pertumbuhan, ditambah dengan kemiskinan memperburuk gangguan tumbuh kembang yakni sebanyak 3,5 juta balita berasal dari keluarga miskin, hal ini disebabkan kurangnya asupan gizi yang berdampak pada gizi kurang (Maimun, 2007). Hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2002-2003, jumlah pemberian ASI pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi seluruhnya. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yaitu 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan. Yang lebih memprihatinkan adalah 13% bayi di bawah usia dua bulan telah diberikan PASI, dan 30% bayi berusia 2-3 bulan telah diberikan makanan tambahan (Milna, 2007).
Dari hasil PSG (Pemantauan Status Gizi) di xxxx tahun 2009 terdapat 19,3 % balita mengalami gangguan pertumbuhan akibat kurang gizi (Dep Kes RI 2005). Di Kabupaten xxx balita mengalami gangguan pertumbuhan 2,9 % dari 44.542 balita (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten xxx, 2010).
Data dari Puskesmas Mejayan terdapat 7 % balita mengalami gangguan pertumbuhan dari 2112 (LB3 Gizi Puskesmas xxx, 2010). Studi pendahuluan pada bulan Juli 2010, hasil wawancara dengan 10 ibu bayi yang diberi PASI di Desa xxx dan Desa xxx., 8 orang (80 %) ibu balita mengatakan pemberian PASI sebelum bayi usia 6 bulan, tujuannya adalah untuk memberikan rasa kenyang, karena jika hanya diberi ASI saja bayi tidak akan merasa kenyang yang mengakibatkan bayi rewel dan sering menangis. Dari 10 bayi yang diberi PASI yang mengalami gangguan pertumbuhan 2 bayi (20 %), yang mengalami penurunan berat badan atau berat badan tetap 3 bayi (30 %), dan yang 5 bayi (50 %) berat badan normal.
Dampak dari pemberian PASI dapat mengakibatkan insiden penyakit seperti diare yang berpengaruh terjadinya penyumbatan aorta dan terhambatnya pertumbuhan. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisik akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler. Oleh karena itu pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau inchi dan dalam kilogram atau pound. Selain itu dapat pula diukur dalam keseimbangan metabolik, yaitu retensi kalsium dan nitrogen oleh badan. Pertumbuhan fisik, sebagai pertumbuhan badan secara keseluruhan (Amiruddin, 2008).
Mengantisipasi masalah gangguan pertumbuhan bayi 9-12 bulan dengan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang mengandung nutrisi adekuat, seperti: makanan bergizi, makanan berprotein, makanan mengandung vitamin, serta makanan sehat lainnya yang mampu memberikan pertumbuhan bayi usia 9-12 bulan dengan baik secara psikologis maupun sehat secara biologis (Soetjiningsih, 2002). Disamping itu pemberian informasi tentang cara pemberian PASI akan meningkatkan pengetahuan ibu bayi dan keluarga dalam menyajikan PASI bagi bayinya, sehingga informasi tersebut diimplementasikan dalam memberikan PASI sesuai dengan ketentuan takaran yang diperbolehkan. PASI sebaiknya hanya dipergunakan bila ASI tidak mencukupi atau ibu tidak dapat memberikan ASI karena indikasi medik, atau alasan lain yang akseptabel dan tak dapat dihindarkan. Alasan ibu bekerja tidak dapat dibenarkan, karena dapat diatur dengan menitipkan anak di dekat tempat bekerja untuk diberi ASI pada waktu-waktu tertentu. Kalau tempat bekerja ibu tidak jauh dari tempat tinggalnya, ibu dapat pulang dahulu pada waktu menyusukan anak tersebut (Sediaoetama, 2004:238)
Dari fenomena tersebut penulis tertarik untuk mempelajari hubungan antara pemberian PASI dengan pertumbuhan bayi usia 9-12 bulan di Desa xxx dan Desa xxx.
1.2. Identifikasi faktor penyebab masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan berat badan bayi usia 9-12 bulan adalah faktor internal meliputi faktor genetik, obstetrik, dan seks, sedangkan faktor eksternal meliputi gizi, obat-obatan, lingkungan dan penyakit (endokrin, infeksi, kongenital, penyakit kronis dan psikologis) (Supariasa, 2002:34)
Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Sedangkan faktor eksternal yang sangat berpengaruh adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor pranatal (saat anak dalam kandungan) antara lain: gizi ibu hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, anoksia embrio. Sedangkan lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan setelah lahir dibagi menjadi lingkungan biologis (ras/suku bangsa, seks, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon), faktor fisik (cuaca, sanitasi, keadaan rumah, radiasi), faktor psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran/hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak dengan orang tua), faktor keluarga dan adat istiadat (Soetjiningsih, 2003: 2-10).
1.3. Batasan masalah
Sehubungan dengan banyaknya faktor di atas, serta adanya keterbatasan waktu, dana, dan agar dalam pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan jelas maka peneliti membatasi pada ”Hubungan antara pemberian PASI dengan pertumbuhan bayi usia 9-12 bulan di Desa xxx dan Desa xxx.”.
1.4. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti dapat merumuskan masalah yaitu: “Apakah ada hubungan antara pemberian PASI dengan pertumbuhan berat badan bayi usia 9-12 bulan di Desa xxx dan Desa xxx ?”
1.5. Tujuan penelitian
1.5.1. Tujuan umum
Diketahuinya hubungan antara pemberian PASI dengan pertumbuhan berat badan bayi usia 9-12 bulan di Desa xxx dan Desa xxx.
1.5.2. Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi usia bayi 9-12 bulan di Desa xxx dan Desa xxx.
2. Mengidentifikasi pemberian PASI bayi usia 9-12 bulan di Desa xxx dan Desa xxx.
3. Mengidentifikasi pertumbuhan berat badan bayi usia 9-12 bulan di Desa xxx dan Desa xxx.
4. Menganalisis hubungan antara pemberian PASI dengan pertumbuhan berat badan bayi usia 9-12 bulan di Desa Darmorejo dan Desa Wonorejo Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun
1.6. Manfaat penelitian
1.6.1. Manfaat teoritis
Dengan adanya penelitian ini, meningkatkan pengetahuan tentang PASI yang merupakan salah satu sumber zat gizi dengan kualitas yang baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup, mengandung energi dan protein yang berperan dalam pertumbuhan berat badan khususnya untuk bayi usia 9-12 bulan.
1.6.2. Manfaat praktis
1. Bagi ibu
Meningkatkan pengetahuan ibu bayi dalam penyajian PASI bagi bayinya, sehingga informasi tersebut dapat di implementasikan dalam memberikan PASI sesuai dengan ketentuan yang diperbolehkan.
2. Bagi masyarakat
Menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang hubungan pemberian PASI dengan pertumbuhan sehingga akan terbentuk anak yang sehat serta meningkatkan derajat kesehatan anak khususnya bayi usia 9-12 bulan.
3. Bagi bidan
Memberikan masukan bagi bidan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan anak khususnya bayi usia 9-12 bulan.

4. Bagi puskesmas
Diharapkan penelitian ini hasilnya dapat di implikasikan terhadap kebijaksanaan dan sumbangannya bisa di implementasikan pada program puskesmas dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.
5. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan pembaca pada umumnya dan pada peneliti pada khususnya.
6. Bagi peneliti lain
Dapat memberikan masukan bagi peneliti lanjutan yang akan meneliti lebih lanjut tentang pemberian PASI dan pertumbuhan bayi usia 9-12 bulan.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan konsep dan teori yang mendukung penelitian meliputi: PASI, pertumbuhan berat badan bayi, hubungan pemberian PASI dengan pertumbuhan berat badan bayi, selain itu juga diinformasikan tentang penelitian terdahulu.
2.1. Penelitian terdahulu
Puji Lestyaningsih (2007), dengan judul : “Dampak Pemberian Susu Formula terhadap Pertumbuhan Tubuh Bayi (Penelitian Pertumbuhan Tubuh Bayi di Balai Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit William Booth Surabaya)”, sampel sebanyak 100 bayi berusia 5 bulan dengan pembagian 50 bayi diberi ASI saja dan 50 bayi yang diberi susu formula, jenis penelitian komparasi. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pada variabel berat badan menunjukkan baik bayi laki-laki maupun bayi perempuan yang diberikan ASI dan susu formula memiliki rata-rata berat badan lebih berat, dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI saja. Uji variabel panjang badan menunjukkan rata-rata panjang badan bayi laki-laki dan perempuan yang mendapatkan ASI saja lebih panjang dibandingkan bayi yang mendapat ASI dan susu formula. Uji lingkar lengan atas bayi yang mendapatkan ASI dan susu formula lebih lebar dari pada lingkar lengan atas bayi yang mendapat ASI saja. Uji variabel Lingkar kepala menunjukkan lingkar kepala bayi laki-laki maupun perempuan yang mendapatkan ASI saja lebih besar dibandingkan dengan lingkar kepala bayi yang mendapat AS1 dan susu formula.
2.2. Konsep PASI (Pengganti Air Susu Ibu).
2.2.1. Pengertian PASI (Pengganti Air Susu Ibu)
PASI adalah kumpulan nutrisi pertama yang dikenalkan kepada seorang anak (Walker, 2006:85). PASI merupakan makanan bayi yang berperan penting bagi pertumbuhan, kesehatan, daya tahan tubuh balita, khususnya sebagai materi yang mengandung zat penangkal berbagai penyakit (Krisnatuti dkk, 2005:4). Pada umumnya PASI dibuat dari susu sapi yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai PASI (Pudjiadi, 2005:53).